Monday, June 1, 2015

Tujuh Kali Memohon



Ayat bacaan Kejadian 18:16-33

Abraham datang mendekat dan berkata: “Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? (Kejadian 18:23)
link

Suatu kali, sebuah perusahaan kehilangan stok yang bernilai ratusan juta rupiah. Ketika di wawancara satu per satu, pemimpin itu tidak dapat memisahkan mana karyawan yang bisa dipercaya ataupun karyawan yang mencurigakan. Dia bisa menuntut semua karyawannya bersalah atau membiarkan peristiwa ini berlalu dengan kerugian besar. Pemimpin yang cakap tidak akan bisa membiarkan hal seperti ini lewat begitu saja atau akan lebih banyak kerugian yang akan ditanggungnya. Namun, menuntut semua karyawannya bersalah, tentu saja hati nuraninya tidaklah tega. Secara pasti, masih tersisa karyawan jujur yang terkena imbas atas ketidakjujuran karyawan yang mencuri. Tetapi apakah seorang karyawan jujur pasti berani mengadukan temannya?

Tujuh kali Abraham dengan rendah hati, penuh harap, dan takut kepadaNya memohon untuk pengampunan terhadap dosa besar Sodom dan Gomora. Tuhan berFirman akan mengabulkan  setiap permohonan Abraham. Namun permohonan ke tujuh kemudian Tuhan pun pergi dari hadapan Abraham. Tuhan tahu apa yang ada di hati Abraham sekalipun tidak diucapkannya atau dimintanya secara langsung di depan Tuhan. Namun apa yang seharusnya terjadi sesuai kehendak-Nya pastilah terjadi.



Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu. (Kejadian 19:29)


Ayat di atas menjelaskan bahwa permohonan Abraham yang tujuh kali itu tidak berlalu dengan sia-sia serta Tuhan tahu harapan yang disembunyikan Abraham dalam setiap permohonannya. Oleh karena kasih dan tanggung jawab Abraham yang besar terhadap saudaranya, dia menanggalkan semua rasa takutnya untuk memohon pengampunan Sodom dan Gomora yang sangat berdosa kepada Tuhan. Itu dilakukannya untuk menyelamatkan Lot. Hanya saja Tuhan tidak mengabulkan keinginan Abraham untuk keselamatan Sodom dan Gomora namun menggantinya dengan diluputkannya Lot dan keluarganya dari kota berdosa itu sesuai dengan cara-Nya. Tuhan mengasihani Lot karena permohonan Abraham. 


Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. (Kejadian 19:16)

Dapat diambil kesimpulan dari peristiwa ini; 

Permohonan tidak pernah kembali dengan sia-sia. Mungkin hari ini, kita merasa permohonan kita yang sama dan berulang kali terasa kosong, hampa, dan tidak ada jawaban. Namun seperti kisah di atas bahwa Tuhan tidak pernah melupakan apa yang kita mohon atau minta kepada-Nya. Ada waktu dan cara-Nya yang tidak pernah melintas dalam pikiran kita. Hanya saja, kita perlu meneladani Abraham yang tidak jenuh meminta berulang kali, rendah hati akan harapan dalam setiap permohonannya. Di sini, kita juga dapat menyimpulkan bahwa Abraham yang berdoa syafaat untuk mereka adalah dengan hati yang sungguh-sungguh.

Sampaikan harapan yang tersembunyi dalam hati. Tanpa perlu kita mengucapkannya, Tuhan MahaMengetahui hati kita dan harapan kita. oleh karena itu, tidak perlu menyembunyikan harapan besar dalam hati kita terhadap Tuhan. Sebab, mau kita katakan atau tidak sebenarnya Tuhan sudah tahu dan mengabulkan sesuai dengan kehendak-Nya.

Menanggalkan semua rasa takut. Terkadang, kita merasa sungkan dan takut Tuhan tidak memenuhi harapan kita atau permintaan kita mustahil dan terlalu besar buat kita sendiri. Namun kita harus percaya bahwa Allah adalah Tuhan yang MahaPengasih, Dia selalu siap mendengarkan apapun yang kita pinta, Dia bahkan terlalu setia untuk manusia yang hidup dalam keterbatasan dan hati yang tidak pernah sempurna. Namun Tuhan mampu mewujudkan kehendak-Nya dalam hidup kita lebih dari ekspektasi bahkan pemenuhan-Nya lebih dari yang kita minta.

Sesuai cara-Nya. Kita tidak pernah mengerti bagaimana cara-Nya memenuhi permintaan kita yang terkadang mustahil dan bahkan terlalu besar. Namun Tuhan punya cara-Nya sendiri yang tidak terpikirkan untuk hidup kita. Manusia hanya perlu percaya dan bergantung kepada-Nya sehingga kehendak-Nya dinyatakan dalam hidup kita. 

Adalah sebuah pengalaman doa Rani, “Ya Tuhan, pulihkanlah tubuh Rina sahabatku.” Doa itu terus dipanjatkannya berulang kali dengan beragam cara, namun sepertinya semuanya terlihat sia-sia. Dia tahu kalau Rina itu sangat anti-Kristus, kemustahilan itu pun melemahkan hatinya. Namun kemudian di setiap sela-sela doanya, terkadang dia menyelipkan nama Rina walaupun tidak se-intens dahulu. Sampai beberapa kali, Rani didorong untuk berdoa bagi Rina, “Tuhan, kiranya Engkau menyentuh dan melembutkan hatinya, daripada-Mu ada jawaban dan aku percaya itu. Jika tidak melalui aku untuk meminta pemulihanmu, kiranya Engkau berkenan memakai ‘alat-Mu’ untuk memulihkan dia sesuai kehendak-Mu dan boleh merasakan betapa nikmat hadirat-Mu ini.” Detail cerita dan percakapan Rani dengan Tuhan mungkin tidak persis sama, hanya saja inti percakapannya semua terangkum dalam kalimat itu. Rani mengasihi Rina ketika dia mendoakan sahabatnya itu. Seperti Abraham yang menyembunyikan harapan dalam hatinya, seperti itu pula Rani menyembunyikan harapannya agar Rina dipulihkan tubuhnya namun Rani tidak gamblang memintanya kepada Tuhan. Apa yang Tuhan kerjakan membuat hati Rani girang ketika berselang lama dari doa-doanya yang berulang kali, Rina dibaptis dalam nama Allah Bapa, Putera, dan Roh kudus. Namun lebih daripada itu, Rani percaya kalau Rina telah dipilih Tuhan sebagai anak-Nya. (True story from someone)

Tuhan Yesus memberkati
------
Lily Zhang

No comments:

Post a Comment